Amanda Eka Puspita Ciptakan Revolusi di Girimargo: Edukasi Telur Berkualitas untuk Hidup Sehat dan Aman
Girimargo, Sragen (21 Juli 2024) – Di sebuah sudut kecil Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, sebuah gerakan revolusioner untuk hidup sehat sedang digemakan. Amanda Eka Puspita, mahasiswi Jurusan Peternakan Universitas Diponegoro, dengan dedikasinya yang tinggi, telah membawa perubahan besar melalui program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ia laksanakan di desa ini. Pada hari Minggu, 21 Juli 2024, ia sukses mengadakan sebuah kegiatan “Edukasi Mengenai Pemilihan Kualitas Telur Yang Baik” kepada Ibu-Ibu PKK setempat.
Latar belakang pelaksanaan program kerja ini adalah keprihatinan Amanda terhadap rendahnya pengetahuan masyarakat, terutama Ibu-Ibu PKK, mengenai cara membedakan telur berkualitas baik dengan yang tidak. Kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang serius, mengingat telur adalah salah satu bahan pangan utama yang dikonsumsi sehari-hari.
Telur yang berkualitas rendah atau tidak layak konsumsi dapat menjadi sumber berbagai penyakit, mulai dari gangguan pencernaan hingga infeksi bakteri seperti Salmonella. Sayangnya, tidak semua orang tahu bagaimana cara memastikan telur yang mereka beli dan konsumsi adalah telur yang sehat. Kekurangan pengetahuan ini sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak dan orang tua yang memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rentan.
Inilah yang mendorong Amanda untuk mengadakan kegiatan edukasi yang menyasar Ibu-Ibu PKK, sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan keluarga mereka. Melalui program ini, Amanda berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilihan kualitas telur dan cara penyimpanan yang tepat untuk memastikan telur tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Pentingnya Edukasi Kualitas Telur
Pada Minggu siang yang cerah, tepat pukul 13.00, puluhan Ibu-Ibu PKK berkumpul di rumah salah satu anggota PKK di Rt 02. Mereka semua tampak antusias untuk belajar hal baru yang mungkin selama ini tidak pernah mereka pikirkan. Amanda, dengan gaya komunikasinya yang ramah dan sederhana, membuka acara dengan menjelaskan pentingnya memahami kualitas telur.
Amanda memulai edukasi dengan menunjukkan poster yang telah ia siapkan, berisi informasi tentang ciri-ciri telur yang berkualitas baik dan yang tidak. Ia menjelaskan dengan detail, mulai dari kondisi fisik telur seperti kulit yang bersih, bebas dari retakan, dan memiliki warna yang merata, hingga cara menyimpan telur dengan benar agar tetap segar lebih lama.
Selain itu, Amanda juga memberikan tips praktis untuk memilih telur di pasar. Salah satu tips yang disampaikan adalah dengan melihat tanggal kadaluarsa pada kemasan, serta memastikan bahwa telur yang akan dibeli disimpan dalam kondisi dingin. “Meskipun kelihatannya sepele, kualitas telur sangat penting untuk kesehatan keluarga kita,” ungkap Amanda dengan penuh semangat.
Percobaan Praktis: Memilih Telur Segar dengan Candling dan Uji Apung
Setelah sesi edukasi, kegiatan dilanjutkan dengan percobaan langsung. Amanda mengajak para Ibu-Ibu PKK untuk mencoba dua metode sederhana yang bisa mereka praktikkan sendiri di rumah untuk memastikan kesegaran telur, yaitu metode candling dan uji apung.
- Metode Candling: Amanda memperkenalkan metode candling, yaitu teknik memeriksa bagian dalam telur dengan cara menerangi telur menggunakan cahaya. Dalam percobaan ini, Amanda menggunakan senter untuk menunjukkan bagaimana melihat kualitas telur dari bagian dalamnya. Telur yang segar akan menunjukkan kuning telur yang tampak bulat dan stabil di tengah, serta tidak ada bayangan gelap yang menandakan adanya masalah seperti darah atau embrio yang berkembang.
Para Ibu-Ibu PKK tampak kagum dengan teknik sederhana ini. “Wah, ternyata dengan senter saja kita bisa tahu apakah telur ini masih bagus atau tidak,” komentar salah satu peserta dengan antusias.
- Uji Apung: Metode kedua yang diperkenalkan Amanda adalah uji apung, yang memanfaatkan air dan garam untuk menentukan kesegaran telur. Amanda menjelaskan bahwa telur yang segar akan tenggelam di dasar wadah berisi air, sementara telur yang sudah lama akan mengapung karena adanya udara di dalam telur yang semakin banyak seiring waktu.
Amanda mengajak para Ibu-Ibu PKK untuk mencoba sendiri uji apung ini. Dengan semangat, mereka mencampurkan garam ke dalam air dan memasukkan beberapa butir telur. Sesuai penjelasan Amanda, telur yang sudah lama mengapung di permukaan, sementara telur segar tenggelam dengan mantap. “Ternyata mudah sekali, sekarang saya tahu bagaimana cara memastikan telur yang saya beli masih segar,” ujar salah satu ibu sambil tersenyum puas.
Respon Positif dari Peserta
Kegiatan edukasi yang berlangsung selama 30 menit ini mendapat respon positif dari para peserta. Banyak dari mereka yang sebelumnya tidak tahu cara membedakan telur segar dan telur lama, apalagi mengetahui risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi telur yang tidak layak.
“Saya tidak pernah berpikir bahwa kualitas telur itu bisa mempengaruhi kesehatan kita. Selama ini, saya hanya beli yang kelihatan bagus saja. Tapi ternyata, ada cara-cara yang lebih baik untuk memilih telur yang sehat. Terima kasih banyak, Mbak Amanda, untuk ilmunya,” ungkap seorang ibu dengan tulus.
Keberhasilan Amanda dalam mengedukasi Ibu-Ibu PKK di Desa Girimargo ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan kesehatan yang berbasis masyarakat. Dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh, para ibu ini diharapkan dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari dan juga membagikannya kepada anggota keluarga lainnya.
Amanda sendiri berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi awal dari kesadaran yang lebih luas di masyarakat akan pentingnya pemilihan dan penyimpanan bahan pangan yang baik. “Ini adalah langkah kecil, tetapi saya percaya bahwa dengan pengetahuan ini, kita bisa mencegah banyak masalah kesehatan di masa depan,” ujar Amanda dengan penuh keyakinan.
Penutup
Kisah Amanda Eka Puspita dan program kerja KKN-nya di Desa Girimargo adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil. Edukasi mengenai kualitas telur mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya bisa sangat besar bagi kesehatan masyarakat. Desa Girimargo kini memiliki ibu-ibu PKK yang lebih teredukasi dan siap menjaga kesehatan keluarganya dengan lebih baik.
Semoga langkah kecil yang diambil Amanda ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa setiap orang memiliki potensi untuk membawa perubahan, asalkan ada kemauan dan kepedulian. Dan dengan semakin banyak orang yang peduli, masa depan yang lebih sehat dan aman bukanlah mimpi, tetapi kenyataan yang bisa kita capai bersama.