Girimargo, Sragen – Masyarakat merasa resah saat akan membeli daging sapi di pasaran akibat meningkatnya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sragen. Mendengar keadaan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) Tahun 2024/2025, Intan Nirmala Prabhasari dari program studi peternakan, menggelar sosialisasi tentang “Keamanan Daging Hewan yang Terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)”.
Kegiatan dilaksanakan di rumah Bapak Sri Widodo salah satu anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang dihadiri oleh 31 peserta bertepatan dengan pelaksanaan program kerja Gapoktan Pada Maju Desa Girimargo. (18/01/2025).
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai cara pengolahan daging ternak yang terkena PMK agar tetap aman untuk dikonsumsi. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang dapat menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, dan domba.
Penyakit ini tidak termasuk zoonosis sehingga tidak menular kepada manusia tapi dapat menular ke hewan lain. Penyakit ini dapat menurunkan kualitas daging ternak yang terinfeksi dan jika tidak diolah dengan benar, dapat berisiko bagi kesehatan manusia.
Dalam sesi sosialisasi, Intan menjelaskan proses penanganan daging yang tepat, seperti daging yang langsung diolah dilakukan perebusan terlebih dahulu pada air mendidih selama 30 menit sedangkan daging yang tidak langsung diolah harus disimpan bersama kemasan pada lemari pendingin minimal 24 jam kemudian disimpan pada freezer.
Sebaiknya bagian mulut, lidah, jeroan, dan kaki tidak dikonsumsi karena tempat terinfeksinya penyakit PMK, daging yang dikonsumsi sebaiknya daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Bekas kemasan daging setelah digunakan direndam desinfektan terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak menularkan penyakit secara tidak langsung ke ternak.
Materi sosialisasi juga ditambahkan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) Desa Girimargo terkait penyakit PMK, cara pencegahan, penularan, dan penanganan penyakit.
“Kalau sapi bapak-bapak sakit bisa segera menghubungi mantri yang dipercaya karena mantri itu biasanya cocok cocokan” ujar Mbak Nita PPL Desa Girimargo
Keamanan pangan sangat penting, terutama dalam mengolah daging ternak yang terkena PMK. Dengan teknik pengolahan yang tepat, daging tersebut tetap bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Harapan untuk kedepannya akan ada lebih banyak sosialisasi dan pelatihan mengenai penanganan penyakit hewan serta pengolahan produk ternak yang aman bagi masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan peternak dan di desa ini dapat tetap menjaga keberlanjutan usaha ternak mereka serta memastikan produk pangan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.